Tempaan proses membentuk keindahan
Friday, December 19, 2008 by firman
Sepasang kakek dan nenek belanja disebuah toko souvenir untuk mencari hadiah buat cucu mereka. Kemudian mata mereka tertuju kepada sebuah cangkir yang cantik “lihat cangkir ini”, kata si nenek kepada suaminya. “Kau benar, inilah cangkir terindah yang pernah aku lihat”, ujar suaminya. Saat mereka mendekati cangkir tersebut, tiba-tiba cangkir itu berbicara, “terima kasih untuk perhatiannya, perlu diketahui aku dulunya tidak cantik. Sebelum menjadi yang dikagumi, aku hanyalah seonggok tanah liat yang tidak berguna. Namun suatu hari ada seorang pengrajin dengan tangan kotor melempar aku kesebuah roda berputar. Kemudian ia mulai memutar-mutarku hingga aku merasa pusing. Stop ! Stop ! Aku berteriak, tetapi ia berkata “belum !” lalu ia mulai meninjuku berulang-ulang.
Stop ! Stop ! teriakku lagi, tapi orang ini masih saja meninjuku tanpa menghiraukan teriakkanku. Bahkan lebih buruk lagi, ia memasukan aku ke dalam perapian. Panas ! Panas ! teriakku dengan keras. Tapi lagi-lagi orangitu masih berkata belum, setelah cukup lama diperapian, ia lalu mengangkatku dan membiarkanku sampai dingin. Lalu aku berpikir, akhirnya selesai juga penderitaanku. Oh ternyata setelah dingin aku diberikan kepada seorang wanita muda dan ia mulai mewarnaiku. Asapnya begitu memualkan. Stop ! Stop! Aku berteriak. Wanita itu berkata “belum !” Lalu ia meberikan aku kepada seorang pria dan ia memasukan aku lagi ke perapian yang lebih panas dari sebelumnya. Tolong hentikan penyiksaan ini ! sambil menangis aku berteriak sekuat-kuatnya. Tapi orang ini tidak perduli de ngan teriakanku dan terus membakarku.
Setelah puas “menyiksaku” kini aku dibiarkan dingin. Setelah benar-benar dingin, seorang wanita cantik mengangkatku dan menempatkan aku dekat kaca. Aku melihat diriku. Aku terkejut sekali dan hamper tak percaya. Karena dihadapanku berdiri sebuah cangkir yang begitu cantik. Semua kesakitan dan penderitaanku menjadi sirna tatkala kulihat diriku”.
Teman, seperti itulah cara tuhan membentuk diri kita, pada saat ia membentuk kita, tidaklah menyenangkan, sakit, penuh penderitaan dan banyak air mata. Tapi inilah satu-satunya cara bagi tuhan mengubah kita supaya menjadi cantik dan memancarkan cahaya keindahan. Dan pada akhirnya anda akan menyadari, betapa indahnya tuhan membentuk anda.
Stop ! Stop ! teriakku lagi, tapi orang ini masih saja meninjuku tanpa menghiraukan teriakkanku. Bahkan lebih buruk lagi, ia memasukan aku ke dalam perapian. Panas ! Panas ! teriakku dengan keras. Tapi lagi-lagi orangitu masih berkata belum, setelah cukup lama diperapian, ia lalu mengangkatku dan membiarkanku sampai dingin. Lalu aku berpikir, akhirnya selesai juga penderitaanku. Oh ternyata setelah dingin aku diberikan kepada seorang wanita muda dan ia mulai mewarnaiku. Asapnya begitu memualkan. Stop ! Stop! Aku berteriak. Wanita itu berkata “belum !” Lalu ia meberikan aku kepada seorang pria dan ia memasukan aku lagi ke perapian yang lebih panas dari sebelumnya. Tolong hentikan penyiksaan ini ! sambil menangis aku berteriak sekuat-kuatnya. Tapi orang ini tidak perduli de ngan teriakanku dan terus membakarku.
Setelah puas “menyiksaku” kini aku dibiarkan dingin. Setelah benar-benar dingin, seorang wanita cantik mengangkatku dan menempatkan aku dekat kaca. Aku melihat diriku. Aku terkejut sekali dan hamper tak percaya. Karena dihadapanku berdiri sebuah cangkir yang begitu cantik. Semua kesakitan dan penderitaanku menjadi sirna tatkala kulihat diriku”.
Teman, seperti itulah cara tuhan membentuk diri kita, pada saat ia membentuk kita, tidaklah menyenangkan, sakit, penuh penderitaan dan banyak air mata. Tapi inilah satu-satunya cara bagi tuhan mengubah kita supaya menjadi cantik dan memancarkan cahaya keindahan. Dan pada akhirnya anda akan menyadari, betapa indahnya tuhan membentuk anda.